Kamis, 03 Mei 2012

Sungai Musi Dan Jembatan Ampera Adalah Sebuah Kebanggaan


        Sungai Musi terletak di Propinsi Sumatera Selatan, Pulau Sumatera. Sungai Musi adalah sungai terpanjang di Pulau Sumatera, dengan panjangnya ± 750 km dan sumber mata airnya berasal dari daerah Kepahiang, Bengkulu.
Sungai Musi merupakan muara untuk sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Batanghari, Sungai Rawas, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Semangus dan Sungai Leko. Di dekat Kota Sungsang terbentuklah sebuah Delta akibat pertemuan Sungai Musi dan sungai lainnya.

Sungai Musi adalah sungai kebanggaan Kota Palembang dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian daerah, yaitu daerah dibagian utara Sungai Musi disebut daerah Seberang Ilir dan daerah dibagian selatan Sungai Musi disebut daerah Seberang Ulu.

Peranan Sungai Musi hingga kini
Sejak dari jaman Kerajaan Sriwijaya, Sungai Musi mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat Kota Palembang, yaitu sebagai alat transportasi air bagi masyarakat disekitarnya, tempat transaksi perdagangan, sebagai tempat pasar terapung, tempat mencari nafkah bagi nelayan, tempat keluar masuknya barang dari dalam dan luar daerah, alat angkut penumpang keluar masuk Pulau Sumatera, sebagai tempat rekreasi.

Hal –hal yang menarik pengunjung
Diatas Sungai Musi berdiri dengan megah Jembatan Ampera dengan panjangnya 1177 meter, lebar 22 meter dan tingginya 11,5 meter diatas permukaan air sungai.

Di Sungai Musi, setiap tahunnya ada Festival Air, seperti perlombaan perahu (bidar), perlombaan menghias perahu, lomba renang menyeberangi sungai, dan sebagainya. Festival air ini biasanya diadakan pada Hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia, Hari Ulang Tahun Kota Palembang.

Pada sore hari, banyak pengunjung yang datang ketepi Sungai Musi untuk menikmati suasana sore hari serta melihat terbenamnya matahari. Ketika menjelang malam, disekitar Sungai Musi mulai diterangi oleh lampu-lampu dan sepanjang Jembatan Ampera diterangi oleh lampu warna-warni sehingga kelihatan begitu indahnya.

Dipinggiran Sungai Musi terdapat pemukiman penduduk yang tinggal di Rumah Rakit, disebut Rumah Rakit karena rumahnya terapung diatas sungai.

Di Sungai Musi terdapat banyak kapal yang parkir disepanjang tepian sungai, dari yang berukuran besar sampai yang kecil. Ketek adalah sebutan untuk perahu kecil bermotor, disebut Perahu Ketek karena ketika berjalan bunyinya tek..tek..tek…
Sepanjang Sungai Musi, terdapat PT. Pusri, Pertamina, Benteng Kuto Besak, Mesjid Ki Merogan, Mesjid Lawang Kidul, Daerah Bagus Kuning, Pelabuhan Boom Baru, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Makam Ratu Bagus Kuning.

Berkunjung ke Kawasan Sungai Musi dan Jembatan Ampera
Kawasan Sungai Musi dan Jembatan Ampera adalah kawasan terbuka, pada malam minggu dan hari libur, kawasan Sungai Musi dan Jembatan Ampera banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Wisata Keliling Sungai Musi
Menyusuri Sungai Musi adalah bagian dari perjalanan wisata, tanpa menyusuri Sungai Musi maka belum lengkaplah pengalaman tentang suasana Kota Palembang. Untuk mengelilingi Sungai Musi, gunakan perahu bermotor/ Ketek yang banyak disewakan, yang tempat penyewaannya ada dibawah Jembatan Ampera.

Akses ke Kawasan Sungai Musi dan Jembatan Ampera
Dari tengah Kota Palembang, pengunjung dapat menggunakan angkutan umum dengan jurusan Ampera atau jurusan Pasar 16 ilir.

Makanan Khas Palembang
Tersedia makanan khas Palembang, seperti pempek, otak-otak, tekwan, kerupuk, model, mie celor, lenggang, burgo, lakso, tempoyak, pindang ikan patin, pepes ikan patin dan lain-lainnya.

Souvenir
Kerajinan tangan, seperti kain songket, kain jumputan.

Jam Gadang Yang Unik Penuh Misteri


Kota Bukittinggi yang berudara sejuk terletak di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukotanya Kota Padang. Kota Bukittinggi mempunyai sebuah ikon kebanggaan yaitu Jam Gadang yang terletak di jantung Kota Bukittinggi. Jam Gadang ini dibangun pada tahun 1926 pada masa Pemerintahan Hindia Belanda pada waktu dulu. Jam Gadang artinya adalah Jam Besar, karena jamnya cukup besar dan jam ini adalah merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker yang pada waktu itu menjabat sebagai Controleur/ Sekretaris Kota di Bukittinggi. Jam Gadang ini dibangun oleh seorang arsitek yang bernama Yazid Sutan Gigi Ameh dan perletakan batu pertama pembangunan Jam Gadang ini dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang pada saat itu masih berumur 6 tahun.
Dari puncak menara jam, pengunjung dapat melihat keindahan Kota Bukittinggi, Gunung Sago, Gunung Singgalang, Ngarai Sianok. Disekitar Jam Gadang terdapat Istana Bung Hatta atau Tri Arga, Hotel Novotel, Plaza Bukittinggi.

Spesifikasi Jam Gadang
Jam Gadang ini mempunyai denah dasar bangunan berukuran 13 x 4 meter, tingginya adalah 26 meter, posisi bangunan tapak dan tangganya adalah menghadap kearah Pasar Atas dan didirikan diatas kawasan Taman Sabai Nan Aluih didepan Istana Bung Hatta. Jam Gadang terdiri dari empat buah jam yang diletakkan pada empat sisi bangunan menara dan masing-masing jam ini berdiameter 80 cm.
Puncak dari menara Jam Gadang ini telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk, awalnya puncak dari menara berbentuk bulat dengan diatasnya berdiri patung ayam jantan, kemudian ketika penjajahan Jepang, puncaknya dirubah menjadi bentuk klenteng. Dimasa kemerdekaan, bentuk dari puncak menara Jam Gadang dirubah lagi menjadi bentuk atap bergonjong empat rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung.

Jam Gadang Mempunyai Keunikkan
Terlepas dari salah penulisan atau memang disengaja, Jam Gadang mempunyai sebuah misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini, misteri itu adalah sebuah keunikkan dari Jam Gadang yaitu angka empat pada jam yang seharusnya kalau ditulis dalam angka empat Romawi adalah IV tetapi malah ditulis dengan empat buah angka satu Romawi yaitu IIII (umumnya penulisannya adalah IV).

Jam Gadang Sebagai Pedoman
- Ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi
- Dijadikan penanda/ markah tanah Kota Bukittinggi
- Sebagai salah-satu ikon Propinsi Sumatera Barat

Rute Perjalanan Ke Jam Gadang
Dari Kota Padang, dengan angkutan umum diperlukan waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk sampai ke Kota Bukittinggi, kemudian dengan angkutan kota perjalanan dapat dilanjutkan menuju ke lokasi Jam Gadang.

Obyek Wisata Lain Di Sekitar Bukittinggi
Obyek wisata lainnya yang dapat dikunjungi adalah Ngarai Sianok, Gua Jepang.

Fasilitas Yang Tersedia
Terdapat penginapan, hotel, hotel berbintang dan fasilitas lainnya.